Jumat, 25 Juni 2010
Diantara para filosof Islam, Ibnu Rusyd adalah salah seorang yang paling dikenal dunia Barat dan Timur. Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Ahmad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova, Andalus pada tahun 520 H/ 1126 M. ia berasal dari keluarga besar dari yang terkenal diSepanyol. Ayahnya adalah seorang hakim.
Pada mulanya Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari khalifah Abu Yusuf Al-Mansur (masa kekuasaannya 1184-1194 M) sehingga pada masa Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran, tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak ada kata-kata kecuali kata-katanya.
Pada tahun 1195 keadaan berubah akibat pengaruh politik. Sultan Abu Yusuf memerlukan dukungan ulama dan fuqaha untuk menghadapi peperangan melawan kaum Kristen. Karena itu, Sultan menangkap dan mengasingkan Ibn Rusyd kesuatu tempat yang bernama Lucena. Yang terletak sekitar 50 km diarah tenggara Cordova. Guna mendapatkan simpati dan bantuan dari para ulama dan fuqaha dalam peperangan tersebut. Persaingan itu sendiri dilakukan bedasarkan tuduhan sebagian ulama dan fuqaha bahwa Ibn Rusyd adalah seorang zindik dan kafir, semua bukunya dibakar, terutama buku-buku filsafat, kecuali buku-buku kedokteran, astronomi dan matematika.
Atas jasa baik pemuka kota Saville yang menghadap khalifah untuk membujuknya membebaskan Ibn Rusyd, akhirnya ia dibebaskan. Kemudian ia kembali ke Maraques, maroko , tetapi tidak lama sesudah itu ia wafat di kota ini pada tanggal 9 safar 595 H ( 10 Desember 1198 M ) setelah tiga bulan berlalu, jenazah dipindahkan ke Cordofa untuk dikebumikan di perkuburan keluarganya. Konon, waktu pemindahan jenazahnya diangkut dua ekor keledai, seekor keledai membawa jenazahnya dan seekor lagi memebawa tumpukan kitab-kitab karyanya.
C. Karya-karya Ibnu Rusyd
Diantara karya-karya Ibnu Rusyd dalam soal Filsafat ialah:
a. Tahafutul-tahafut
b. Risalah fi ta’alluqi ‘ilmillah ‘an ‘Adami ta’alluqihi bil-juziyat
c. Tafsiru ma ba’dath-Thabiat
d. Fashul-maqal fi bainal-hikmah wasy-syariah Minal Ittishal
e. Al-Kasyfu ‘an Manajihil ’Adilah fi ‘Aqaidi Ahlil Millah
f. Naqdu Nadhariyat Ibni Sina ‘anil-Mumkin lizatihi wal’Mumkin lighoirihi
g. Risalah fil-Wujudil-Azali wal-wujudil-Muaqqat
h. Risalah fil-Aqli wal-Ma’quili
D. Pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd
Yang paling terpenting diantara prolem-problem filsafat ibnu Rusyd yang sangat menarik perhatian umum ialah:
1. Metafisika
Dalam masalah ini bahwa Allah adalah penggerak pertama (muharrik al-awwal) sifat positif yang dapat diberikan kepada Allah ialah”Akal”, dan Maqqul”. Wujud Allah ialah Esa-Nya. Wujud dan ke-Esa-an tidak berbeda dari zat-Nya.
Konsep Ibnu Rusyd tentang ketuhanan jelas sekali merupakan pengaruh Aristoteles, Potinus, Al-farabi, dan Ibnu Sina, disamping keyakinan agama islam yang dipeluknya. Mentifasi tuhan “Esa” merupakan ajaran Islam, tetapi menamakan tuhan sebagai penggerak pertama, tidak pernah dijumpai dalam pemahaman islam sebelumnya, hanya dijumpai dalam filsafat Aristoteles, Potinus, Al-farabi, dan Ibnu Sina.
Ibnu Rusyd sangat menyetujui pendapat Aristoteles yang didasarkan atas satu argument sebagai berikut: yang menggerakan itu, ya’ni tuhan al-Muharrik, merupakan akal yang murni, bahkan akal yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu pengetahuan dari akal yang tertinggi itu harus merupakan pengetahuan yang tertinggi pula agar ada penyesuaian antara yang diketahui dan yang mengetahui. Dan karena itu pula tidak mungkin tuhan mengetahui selain zat-Nya sendiri. Sebab tidak ada zat lain yang sama luhurnya dengan zat Tuhan.
2. Amal Perbuatan
Soal lain dari Ibnu Rusyd yang paling menarik perhatian orang ialah: Bagaimanakah terjadinya alam maujudat ini dan amal perbuatanya?
Bagi golongan agama jawaban sudah jelas. Mereka mengatakan bahwa semua itu adalah ciptaan Tuhan. Semua benda atau peristiwa, baik besar maupun kecil, tuhanlah yang menciptakan dan memeliharanya, setiap saat tak pernah lupa dan tak pernah lalai.
Diantara ahli filsafat ada yang berpendapat bahwa materi itu abadi (kekal). Ia terdiri dari macam-macam jauhar. Tiap-tiap jauhar menggandakan jauhar yang baru. Materi itu terjadi bukan dri tidak ada (adam), melainkan dari keadaan yang potensial.
Aristoteles berpendapat bahwa jauhar (subtansi ) pertama dari materi itu menyebabkan adanya jauhar yang kedua tanpa berhajad bantuan zat lain diluar dirinya. Ini berarti sebab akibat penciptaan dan amal materi itu sendiri.
Ibnu rusyd menerima pendapat Aristoteles ini dengan menjelaskan pula argumennya sebagai berikut: Seandainya tuhan menjadikan dan pristiwa yang ada ini, maka akibat ide tentang sebab dan akibat itu akan tidak ada artinya lagi. Padahal, seperti yang kita lihat sehari-hari, apapun yang terjadi dialam ini senan tiasa diliputi oleh hukum sebab dan akibat, misalnya api yang menyebabkan terbakar, dan air yang menyebabkan basah.
3. Keazalian Alam
Ibnu Rusyd mengemukakan bahwa alam ini azali, tanpa permulaan. Dengan demikian berarti bahwa bagi Ibnu Rusyd ada dua hal yang azali, yaitu Tuhan dan alam kita ini. Hanya saja bagi Ibnu Rusyd keazalian tuhan itu berbeda dari keazalian alam, sebab keazalian Tuhan lebih Utama dari keazalian alam. Untuk membela pendapatnya ia mengeluarkan argumen sebagai berikut: seandainya alam ini tidak azali, ada permulaannya, maka ia hadis ( baru ), mesti ada yang menciptakannya , dan yang menjadikannya itu harus ada pula yang menjadikannya lagi. Demikian berturut-turut tak ada habisnya. Padahal keadaan berantai demikian dengan tiada keputusan itu akan merupakan hal yang tidak dapat diterima akal pikiran. Jadi mustahil alam itu hadis.
Oleh karena itu antara tuhan dan alam ini ada hubungan meskipun tidak sampai soal-soal rincian. Padahal tuhan azali dan Tuhan yang azali itu tidak akan berhubungan kecuali dengan yang azali pula, maka seharusnya alam ini azali meskipun keazaliannya itu kurang utama dari pada keazalian Tuhan.
4. Gerakan yang Azali
Dalam soal teori gerakan ini Ibnu Rusyd umumnya dapat menyetujui pendapat Aristoteles.
Gerakan adalah suatu akibat karena setiap gerakan mempunyai sebab yang mendahuluinya. Begitulah seterusnya, tidak mungkin berhenti. Oleh karena itu, kewajiban kita menganggap bahwa sebab yang paling dahulu sebab yang paling pertama adalah suatu yang tiada bergerak. Gerakan itu dianggap tiada berawal dan tiada berakhir, azali dan abadi, dan sebab pertama (prima causa) atau penggerak pertama itulah di sebut Tuhan.
Selanjutnya Ibnu Rusyd juga mengatakan bahwa meskipun tuhan adalah sebab penggerak pertama. Dia hanyalah menciptakan gerakan pada akal yang pertama saja, sedangkan gerakan-gerakan selanjudnya (peristiwa-pristiwa di dunia ini) disebabkan oleh akal-akal selanjutnya. Dengan demikian, menurut Ibnu Rusyd, tidaklah dapat dikatakannya pimpinan langsung dari Tuhan terhadap pristiwa-peristiwa didunia.
5. Akal yang Universal
Menurut Ibnu Rusyd akal itu (seperti yang di maksud oleh Al-Farabi dan Ibnu Sina) adalah satu dan universal. Maksudnya bukan saja ”akal yang aktif” adalah esa dan universal tetapi juga “ akal kemungkinan’, yakni akal reseptif, adalah esa dan universal, sama dan satu bagi semua orang.
Hal ini berarti bahwa segala akal dianggap monopsikisme. Menurut Ibnu Rusyd “akal kemungkinan” barulah merupakan individu tertentu atau ditakhsiskan tatkala dia berhubungan dengan suatu bentuk materi atau tubuh orang perseorangan. Dan ini berarti bahwa bila seseorang meninggal dunia, maka akal kemungkinan ( atau akal reseptif ) itu sudah tidak ada lagi dengan kata lain, akal kepunyaan orang perseorangan tidak mempunyai keabadian, tetapi yang kekal dan abadi itu ialah akal universal, yakni asal sumber dan tempat kembalinya akal kemungkinan manusia individual.
E. Pertentangan antara Al-Gozali dan Ibnu Rusyd
Melalui buku Tahafut al-Falsafah (kekacauan pemikiran pala filusuf). Al-Gazali melancarkan kritik keras terhadap para filusuf dalam 20 masalah. Tiga dari masalah tersebut menurut Al-Gozali, dapat menyebabkan kekafiran. Permasalahan maksudnya adalah : Pertama, qidamnya alam. Kedua, Tuhan tidak mengetahui princian yang terjadi dialam. Ketiga, tidak ada pembangkitan jasmani.
Sehubungan serangan dan pengkafiran Al-Gozali itu, Ibnu Rusyd tampil memebela para filsuf dari serangan pengkafiran. Dalam rangka pembelaan itulah ia menulis buku Tahafut al-tahafut (kekacauan dalam kekacauan ), menunjukan secara tegas bahwa Al-Gozali-lah yang sebenarnya yang dalam kekacauan pikiran. Bukan filsuf. Berikut ini adalah penjelasan Ibnu Rusyd terhadap Al-Gozali dalam tiga masalah tersebut.
1. Qadimnya alam
Tentang qadimnya alam atau dalam bahasa filsafat azalinya alam, menurut Ibnu Rusyd itu hanya perselisihan mengenai penamaan saja. Sebab kita bersepakat tentang adanya tiga wujud yaitu; pertama, wujud yang terjadi dari sesuatu selain dirinya, dan oleh sesuatu yang lain serta dari sesuatu bahan tertentu dan wujud ini didahului oleh waktu. Inilah wujud benda-benda seperti air, tanah dst. Kedua, lawannya adalah wujud yang adanya tidak berasal dari, maupun disebabkan oleh sesuatu yang lain serta tidak pula didahului oleh waktu. Inilah wujud al-Qadim. Baik yang pertama dan kedua tidak ada perbedaan antara umat, perbedaan itu pada wujud ketiga yaitu, wujud yang tidak terjadi berasal dari sesuatu serta tidak pula didahului oleh waktu, tetapi terwujud oleh sesuatu, yakni oleh ¬al-Qadim. Inilah alam keseluruhan, perselisihan disini berkenaan dengan waktu yang lalu dan wujud yang lalu. Plato berpendapat waktu dan wujud yang lalu adalah terbatas. Aristoteles sebaliknya berpendapat bahwa waktu dan wujud yang lalu tidak terbatas, sama halnya dengan waktu dan wujud mendatang. Wujud ini memiliki segi persamaan dengan wujud muhdats dan wujud al-Qadim. Maka mereka yang terkesan dengan persamaan wujud qadim akan menamakannya qadim pula, begitu pun mereka yang terkesan dengan wujud muhdats akan menamakan muhdats pula.
Makna-makna diatas menurut Ibnu Rusyd tidak bertentangan dengan al-Quran, sebab tidak ada perselisihan dalam menempatkan bahwa Allah adalah pencipta alam keseluruhan ini. Jadi menurut filsuf, qadimnya alam tidak sama dengan qadimnya Allah, tetapi yang mereka maksudkan adalah yang ada berubah menjadi ada dalam bentuk lain. Karena penciptaan dari tiada (al-‘adam), adalah mustahil dan tidak mungkin terjadi. Dari tidak ada tidak bisa terjadi sesutau, oleh karena itu materi asal alam ini mesti kadim. Memperkuat pandangan ini, Ibnu Rusyd mengutip penjelasan al-Quran, surat Hud ayat 7, yang makna lahiriah ayat mengatakan bahwa terdapat wujud sebelum wujud ini, yaitu singgasana dan air. Begitu pula dikaitkan dengan bentuk wujud ini yang berupa bilangan gerak falak (Ibrahim: 48). Maka disini Ibnu Rusyd membuktikan paham qadim-nya alam tidak bertentangan dengan ajaran al-Quran. Dalam hal ini kaum teolog yang menyatakan alam diciptakan Tuhan dari tiada, justeru tidak mempunyai dasar pijakan dalam ajaran al-Quran.
2. Gambaran kebangkitan di akhirat
Menurut Ibnu Rusyd, filsuf mengakui tentang adanya kebangkitan di akhirat, tetapi mereka berbeda interpretasi mengenai bentuknya. Ada yang mengatakan bahwa yang akan dibangkitkan hanya rohani saja dan ada yang mengatakan jasmani dan rohani. Namun yang pasti, kehidupan di akhirat tidak sama dengan kehidupan didunia ini. Jadi para filsuf tidak berpendapat seperti yang dituduhkan Al-Ghazali bahwa filsuf hanya berpaham bahwa kebangkitan hanya bersifat rohani.
Sebaliknya, menurut Ibnu Rusyd justeru Al-Ghazali sendiri tidak konsisten, dalam tahafuth al-falasifah dikatakan bahwa tidak ada ulama yang berpendapat bahwa kebangkitan di akhirat hanya bersifat rohani semata. Akan tetapi dalam bukunya yang lain, Al-Ghazali mengatakan bahwa kaum sufi berpendapat yang akan terjadi di akhirat adalah kebangkitan rohani.
3. Pengetahuan Tuhan
Menurut Ibnu Rusyd, para filsuf tidak mempersoalkan apakah Tuhan mengetahui hal-hal yang bersifat juz’I yang terdapat dialam semesta ini atau tidak mengetahuinya. Persoalannya adalah bagaimana Tuhan mengetahui yang juz’a tersebut. Cara Tuhan berbeda mengetahu yang juz’iyat dengan cara manusia mengetahuinya, pengetahuan manusia kepada juz’iyat merupakan efek dari objek yang telah diketahui, yang tercipta bersamaan dengan terciptanya objek tersebut serta berubah bersama perubahannya. Sedangkan pengetahuan Tuhan merupakan kebalikannya, pengetahuan-Nya merupakan sebab bagi obyek yang diketahui-Nya. Artinya, karena pengetahuan Tuhan bersifat qadim yakni semenjak azali Tuhan mengetahui yang juz’I tersebut, bahkan sejak sebelum yang juz’I berwujud seperti wujud saat ini.
Lebih dari itu, sebenarnya bukan hanya yang juz’i, tetapi juga yang kulliyat Tuhan tidak mengetahuinya seperti pengetahuan manusia. Kulliyat adalah juga efek dari sifat wujud ini, sedangkan pengetahuan Tuhan adalah kebalikan dari itu. Maka secara burhani, ilmu Tuhan sesungguhnya mengatasi kualifikasi yang kulliyat dan juz’iyat tersebut, sebab Tuhan yang mengadakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Hasimsyah, Filsafat Islam, Filsafat Islam, Jakarta: PT. Gaya Media Peratama. 1999
Rosali. A, Amahdi. A. Poweratna, Seluk Beluk Filsafat Islam. Bandung: PT Remaja Rosda karya. 1988
linguistik
Psikolinguistik adalah penggabungan antara dua kata 'psikologi' dan 'linguistik'. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmu kognitif, dan teori informasi untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.
Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya. Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metoda eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan observasi naturalistik seperti yang dilakukan Jean Piaget dalam penelitiannya tentang perkembangan anak).
Area studi
Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang perolehan, produksi dan pemahaman terhadap bahasa[1]. Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia.
• Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada bagaimana otak memproses dan memahami bunyi-bunyi ini.
• Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
• Sintaks mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
• Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
• Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
• Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam perolehan informasi ortografik, morfologis, fonologis, dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
Perolehan bahasa
Terdapat beberapa teori mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada kognisi). Noam Chomsky adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam perolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam perolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu. Misalkan pada bayi Jepang pada usia dibawah 6 bulan masih dapat membedakan fonem ra dan la dengan jelas, namun pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem ra dan la.Michael Tomasello mengkritik Chomsky bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan atensi bersama (Join attention) pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa [2]. Pada dasarnya natur dan nurtur memiliki kontribusi terhadap perolehan bahasa pada bayi.
Mekanisme perolehan bahasa
• Imitasi
Imitasi dalam perolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun kosa kata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. Imitasi yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis (mimikri) hal yang dilakukan orang lain, namun anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.
• Pengkondisian
Mekanisme perolehan bahasa melalui pengkondisian diajukan oleh B.F Skinner. Mekanisme pengkondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu kosa kata awal yang dimiliki oleh anak adalah kata benda.
• Kognisi sosial
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata (semantik) karena secara kognisi ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme atensi bersama. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.
Catatan kaki
1. ^ Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA : Thomson Wadsorth
2. ^ Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London : Harvard University Press
linguistik
Psikolinguistik adalah penggabungan antara dua kata 'psikologi' dan 'linguistik'. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis dan neurobiologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa. Kajiannya semula lebih banyak bersifat filosofis, karena masih sedikitnya pemahaman tentang bagaimana otak manusia berfungsi. Oleh karena itu psikolinguistik sangat erat kaitannya dengan psikologi kognitif. Penelitian modern menggunakan biologi, neurologi, ilmu kognitif, dan teori informasi untuk mempelajari cara otak memroses bahasa.
Psikolinguistik meliputi proses kognitif yang bisa menghasilkan kalimat yang mempunyai arti dan benar secara tata bahasa dari perbendaharaan kata dan struktur tata bahasa, termasuk juga proses yang membuat bisa dipahaminya ungkapan, kata, tulisan, dan sebagainya. Psikolinguistik perkembangan mempelajari kemampuan bayi dan anak-anak dalam mempelajari bahasa, biasanya dengan metoda eksperimental dan kuantitatif (berbeda dengan observasi naturalistik seperti yang dilakukan Jean Piaget dalam penelitiannya tentang perkembangan anak).
Area studi
Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Psikolinguistik adalah perilaku berbahasa yang disebabkan oleh interaksinya dengan cara berpikir manusia. Ilmu ini meneliti tentang perolehan, produksi dan pemahaman terhadap bahasa[1]. Ada beberapa subdivisi dalam psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa pada manusia.
• Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada bagaimana otak memproses dan memahami bunyi-bunyi ini.
• Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
• Sintaks mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk kalimat
• Semantik berhubungan dengan makna dari kata atau kalimat. Bila sintaks berhubungan dengan struktur formal dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
• Pragmatik berhubungan dengan peran konteks dalam penginterpretasian makna.
• Studi tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam perolehan informasi ortografik, morfologis, fonologis, dan semantik dari pola-pola dalam tulisan.
Perolehan bahasa
Terdapat beberapa teori mengenai perolehan bahasa pada bayi dan balita yang bersumber pada perkembangan psikologi yang bersifat natur dan nurtur. Natur adalah aliran yang meyakini bahwa kemampuan manusia adalah bawaan sejak lahir. Oleh karena itu manusia telah dilengkapi secara biologis oleh alam (natur) untuk memproduksi bahasa melalui alat-alat bicara (lidah, bibir, gigi, rongga tenggorokan, dibantu oleh alat pendengaran) maupun untuk memahami arti dari bahasa tersebut (melalui skema pada kognisi). Noam Chomsky adalah tokoh yang mempercayai peran natur secara radikal dalam perolehan bahasa. Pihak yang mempercayai kekuatan nurtur dalam perolehan bahasa berargumen bahwa bayi dan balita memperoleh bahasa karena terbiasa pada bahasa ibu. Hal ini terbukti pada pembentukan kemampuan fonem yang tergantung pada bahasa ibu. Misalkan pada bayi Jepang pada usia dibawah 6 bulan masih dapat membedakan fonem ra dan la dengan jelas, namun pada usia satu tahun mereka kesulitan untuk membedakan fonem ra dan la.Michael Tomasello mengkritik Chomsky bahwa bahasa tidak akan muncul begitu saja. Ia meyakini bahwa bahasa diperoleh karena bayi belajar menggunakan bahasa sebagai simbol terlebih dahulu dengan kemampuan bayi untuk melakukan atensi bersama (Join attention) pada saat sebelum bayi mampu memproduksi bahasa [2]. Pada dasarnya natur dan nurtur memiliki kontribusi terhadap perolehan bahasa pada bayi.
Mekanisme perolehan bahasa
• Imitasi
Imitasi dalam perolehan bahasa terjadi ketika anak menirukan pola bahasa maupun kosa kata dari orang-orang yang signifikan bagi mereka, biasanya orang tua atau pengasuh. Imitasi yang dilakukan oleh anak, tidak hanya menirukan secara persis (mimikri) hal yang dilakukan orang lain, namun anak memilih hal-hal yang dianggap oleh anak menarik untuk ditirukan.
• Pengkondisian
Mekanisme perolehan bahasa melalui pengkondisian diajukan oleh B.F Skinner. Mekanisme pengkondisian atau pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak dan diasosiasikan dengan objek atau peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu kosa kata awal yang dimiliki oleh anak adalah kata benda.
• Kognisi sosial
Anak memperoleh pemahaman terhadap kata (semantik) karena secara kognisi ia memahami tujuan seseorang memproduksi suatu fonem melalui mekanisme atensi bersama. Adapun produksi bahasa diperolehnya melalui mekanisme imitasi.
Catatan kaki
1. ^ Sternberg, R.J. (2006) Cognitive Psychology. Belmont, CA : Thomson Wadsorth
2. ^ Tomasello, M (1999). The Cultural Origins of Human Cognition. London : Harvard University Press
Maluku adalah daerah kepulawan dan dikenal dengan penghasilan rempah-rempahnya, terutama cengkeh. Pada abad ketujuh sudah terjadi perniagaan cengkeh antara saudagar-saudagar Arab dengan penduduk Maluku. Dan pada abad kesepuluh dan kesebelas mulailah semakin ramai saudagar-saudagar Arab dan Persi untuk perniagaan. Sejak itulah diduga masyarakat islam sudah ada di Maluku.
Yang disebut Maluku dimasa lampau ialah gabungan dai pada empat buah negri, yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jaibolo. Menurut kepercayaan turun-menurun, keempat Raja yang memerintah di empat negri itu asal mulanya adalah empat orang bersaudara. Pada awalnya mereka menganut semacam agama ‘syamman’ memuja roh nenek moyang. dan setelah mereka masuk islam, maka timbullah penulisan sejarah bahwasanya keempat raja dari keempat negri itu adalah putra-putra dari pada Ja’far Sadiq, cucu Saiyidina Ali bin Abi Tholib, Imam yang ke enam dari mazhab Syiah. Karena perkawinannya dengan anak bidadari. Maka Raja Tidore pertama bernama Syahadati, dan Raja Tenate pertama bernama Mnsur Malamo, Raja Bacan pertama bernama Kacil Buka dan Raja Jaijolo pertama bernama Darajati. Dan menurut sejarah, nenek moyang mereka telah datang dari tanah pada tahun 470 dan tahun 502 H (akhir abad kelima dan permulaan abad keenam Hijiriah, atau abad kesepuluh dan kesebelas Masehi.
Bedasarkan cerita rakyat, pada masa kekuasaan raja Ternate yang ke 18, Marhum mungkin bukan nama aslinya, tetapi potongan sebutan bagi penguasa yang telah mangkat) datanglah seorang datuk jawa. Maulana Husain. Keindahan tulisannya tentang Alquran menarik minat penduduk untuk belajar, keinginan penduduk untuk belajar huruf Arab, dimanfaatkan untuk mengajak mereka memeluk islam. Dan ditemukanlah ada penguasa muslim yang memakai nama islam, yaitu Zainal Abidin (1486-1500) dia raja yang kesembilan belas yang menggantikan Marhum dan ia dianggap sebagai raja pertama yang benar-benar muslim. pada masa kekuasaannya gelombang perdagangan muslim terus meninggakat.
Menurut Hamka. Majunya perdagangan dipelabuhan Hitu (disemenanjung Ambon) menyebabkan semakin ramainya orang Jawa dan Melayu datang ke Maluku, begitu juga sebaliknya kedatangan islam Jawa dan Melayu ke Hitu kemungkinan diikuti dengan kegiatan islamisasi dikepulawan rempah-rempah ini, tak terkecuali Ternate. Maka dari itu sultan Zainal Abidin tertarik untuk belajar tentang islam ke Jawa, yaitu di Giri. Di Gersik ia dikenal sebagai Raja Bulawa atau Raja Cengkeh. Mungkin ia membawa cengkeh ke Giri sebagai hadiah, sekembalinya dari Jawa, ia mengajak Tububa babul. Dikemudian hari nama terakhir giat menyebarkan islam di kepulawan Maluku. Setelah islam kuat di Ternate, Ternate turut berperan menyebarkan islam daerah sekitarnya temasuk pulau Mindanau dan Sulu.
B. Kedatangan Portugis
Pada tahun 1512, setelah ternate dengan resmi memeluk islam, Portugis dari Malaka mengirim armada perdagangannya ke Maluku, yaitu setahun Portugis mengapatkan Malaka sebagai pangkalannya di nusantara ini. Sebelum armada ini bertolak meninggalkan pelabuhan Malaka, terlebih dahulu Portugis mengirim utusannya yang terdiri dari saudagar Melayu sendiri Melayu sendiri untuk menggambarkan kedatangan kedatangan itu dan menyampaikan kedatangan mereka bukan sebagai penakluk, hanyalah sebagai hendak mengikat persahabatan dan hendak berniaga secara baik-baik.
Kedatangan merekapun disambut baik oleh Sultan Ternate. Dan kedatangan mereka kembali pada tahun 1513 amat berhasilah perlawanan mereka itu, mereka banyak mendapatkan cengkih, karena dua kerajaan., Ternate dan Tidore ini telah menyambut mereka dengan baik. Maka kedua perlawatan yang berhasil baik itu telah menyebabkan Portugis mengadakan perjalanan pelayaran yang tetap antara Malaka, Maluku, Jawa dan Timur.
Akan tetapi tidaklah mudah untuk menaklukan Ternate karena Ternate mengambil pelajaran dari raja-raja sebelumnya yang pernah di taklukan oleh Portugis, Maka politik yang mereka pakai seperti yang dilakukan di malaka dulu yaitu dengan cara mendekati raja-raja itu, atau mengadu domba antara seorang raja dengan raja lain.
Ternate tidak diserang seperti menyerang malaka, karena itu nampaknya terlalu banyak membawa kerugian. Lebih baik dibuat saja perjanjian monopoli perdagangan cengkih. Dan keuntungannya sangat berlimpah-limpah yang telah di dapatkan oleh portugis karena monopoli ini.
Keunggulan Portugis yang telah menguasai perniagaan itu dihubungkan dengan berlomba mempengaruhi agama. Kemenangan mereka dalam catur niaga itu, yang menyebabkan perniagaan Arab menjadi mundur, dipandang sebagai suatu jasa kristiani mengalahkan islam. Mereka tunduk kepada perjanjian yang dahulu dibuat dengan portugis, bahwa monopoli penjualan cengkih harus diserahkan kepada portugis, tetapi sultan pun akan bertindak dengan ragu-ragu untuk menentang portugis dalam bidang agama.
Pertentangan diantara Gabnor dengan misionaris ini sampai diminta penyelesaian ke Lisbon dan ke Goa. Akhirnya didapatlah persetujuan bahwa pusat perniagaan dan pusat penyebaran agama Kristiani ditetapkan di Ambon saja.
Seorang diantara pembesar Portugis ialah panglima De Brito yang angkuh dan amat panatik. Bencinya kepada islam ditambah lagi dengan banyaknya akan keuntungan. Tetapi tumpuannya ialah Tidore. Sikap permusuhan terhadap Islam dan penghianatan kepada Sultan Tidore tidaklah tertahan lagi, yang akhirnya menajdi peperangan yang tidak putus-putus. Di tambah lagi berkembang suatu pendirian bahwasanya sikap kasar atau memungkiri janji-janji terhadap umat islam adalah “Halal” karena orang islam itu kafir . Kota tidore pernah dibakar oleh orang Portugis, padahal sedang berkabung karena kematian sultan, sehingga tidak mengherankan bahwa seketika orang Spanyol datang melawat tidore pada tahun 1526 mereka telah disambut dengan baik oleh anak negeri meskipun pada hakikatnya antara Portugis dengan Spanyol “Setali Tiga Uang” saja.
C. Perlawanan rakyat maluku dan kejatuhan Ternate
Sultan Babullah setelah mendengar berita itu yang ngeri dan keji itu. Seluruh ternate menjadi goncang dan orang-orang besar segera melantik Babullah menjadi sultan dalam pelantikan itu Babullah menyentak pedang pusaka ayahnya dan meminta ksetiaan rakyatnya untuk berperang dengan portugis sampai portugis terusir habis dari ternate dan sampai tuntut bela atas kematian ayahnya diperolehnya.meskipun islam baru satu abad dipeluk oleh umat negeri Ternate, mereka telah merasai betapa hebatnya semangat jihad yang menggelora dalam hati mempertahankan kehormatan.
Pada saat itu Sultan sendiri yang memimpin peperangan mengepung benteng portugis diternate sendiri, peprangan yang hebatpun terjadilah kedua belah pihak banyak yang tewas.Tetapi pengepungan benteng Ambon tidaklah segera berhasil. segera datang bantuan dari Malaka sehingga portugis dapat pula memperkukuh pertahanan benteng ternate sendiri. Raja Bacan yang telah memeluk agama kristian segera mengirim bantuan bahan makanan terhadap portugis.
Bukan main murkanya Babullah terhadap pernyataan Raja Bacan itu sehingga dikirimnya ultimatum, bahwa sekiranya sekali lagi tertangkap perahu yang membawa makanan dari bacan itu, negeri bacan akan segera menjadikan abu. Raja Bacan timbul takut dan mulai insaf bahwa peperangan ini benar-benar peperangan.
Sultan Tidore dengan tegas berdiri dipihak ternate. Maka tentara ternate mendesak terus kebenteng perlawanan, sehingga dapat mereka capai sepi benteng itu sehingga api telah menjalar dan hampir memusnahkan semuanya. Maka dengan segera dewan perang portugis pada sudut benteng yang belum terbakar mengambil keputusan meninggalkan benteng itu dan lari mengungsi ke Malaka. Sekarang tinggallah beribu-ribu pemeluk agama keristian dalam kota Ambon, cemas ketakutan akan disembelih oleh tentara Ternate yang sudah sangat marah itu. Tetapi dengan tegas tentara ternate menyatakan bahwa kristian Ambon tidaklah hendak mereka bunuh, dan tidak akan memaksa memeluk islam asal mereka tunduk. Lima tahun Babullah mengepung benteng itu. Sekian hari kian melemah. Hingga akhirnya portugis terpaksa menyerah. Tetapi perlawanan islam Babullah, benar-benar pahlawa islam. Ketika baginda mendengar kesengsaraan yang menimpa portugis itu baginda mengirimkan utusan dan menyampaikan ususlnya. Apabila orang portugis mau mengakui kekalahannya dalam waktu 24 jam, baginda bersedia memberikan izin tentara portugis meninggalkan benteng itu dengan senjatanya dan terus berangak ke Malaka atau ke Ambon. Artinya menyerah dengan cara terhormat.Akhirnya pada tahun 1575 menyerahlah bangsa Portugis kepada sultan Babullah dan diturunkan bendera Portugis dari atas bentengnya, dan diganti dengan bendera Ternate.
Setelah baginda raja mengalahkan Portugis pada tahun 1575 tidak berhehti baginda membabgun kebesaran ternate, terutamanya mengembangkan agama islam kepada daerah yang belum memeluknya. Raja-raja yang dahulu bersikap ragu-ragu, terutama raja Bacan disuruh mempertanggung jawabkan perbuatanya. Sampai kepada kira-kira tahun 1580 tidak henti-hentinya sultan meluaskan kuasanya ke pulau-pulau sekelilingnya, sehingga kekuasaan baginda membelintang dari Mindanau (dalam wilayah Filifina sekarang).
Setelah baginda mangkat, naiklah putranya Syariduddin berangkat. Dan pada tahun 1599 datanglah angkatan perniagaan kompeni Belanda ke Maluku, berlabuh diAmbon, membeli rempah-rempah pula. Ditahun 1600 datang sekali lagi armada Belanda dari bawah pimpinan komandannya Van Der Hagen.
Semakin lama cengkeraman dan pengaruh Belanda pada sultan-sultan Ternate semakin kuat, Belanda dengan leluasa mengeluarkan peraturan yang merugikan rakyat lewat perintah sultan, sikap Belanda yang kurang ajar dan sikap sultan yang cenderung manut menimbulkan kekecewaan semua kalangan. Sepanjang abad ke-17
Sultan Muhammad Nurul Islam atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Sibori (1675 - 1691) merasa gerah dengan tindak-tanduk Belanda yang semena - mena. Ia kemudian menjalin persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa Mindanao, namun upayanya untuk menggalang kekuatan kurang maksimal karena daerah-daerah strategis yang bisa diandalkan untuk basis perlawanan terlanjur jatuh ke tangan Belanda oleh berbagai perjanjian yang dibuat para pendahulunya. Ia kalah dan terpaksa menyingkir ke Jailolo. Tanggal 7 Juli 1683 Sultan Sibori terpaksa menandatangani perjanjian yang intinya menjadikan Ternate sebagai kerajaan vazal Belanda. Perjanjian ini mengakhiri masa Ternate sebagai negara berdaulat.
Meski telah kehilangan kekuasaan mereka beberapa Sultan Ternate berikutnya tetap berjuang mengeluarkan Ternate dari cengkeraman Belanda. Dengan kemampuan yang terbatas karena selalu diawasi mereka hanya mampu menyokong perjuangan rakyatnya secara diam-diam. Yang terakhir tahun 1914 Sultan Haji Muhammad Usman Syah (1896-1927) menggerakkan perlawanan rakyat di wilayah – wilayah kekuasaannya, bermula di wilayah Banggai dibawah pimpinan Hairuddin Tomagola namun gagal. Di Jailolo rakyat Tudowongi, Tuwada dan Kao dibawah pimpinan Kapita Banau berhasil menimbulkan kerugian di pihak Belanda, banyak prajurit Belanda yang tewas termasuk Coentroleur Belanda Agerbeek, markas mereka diobrak-abrik.
Akan tetapi karena keunggulan militer serta persenjataan yang lebih lengkap dimiliki Belanda perlawanan tersebut berhasil dipatahkan, kapita Banau ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung. Sultan Haji Muhammad Usman Syah terbukti terlibat dalam pemberontakan ini oleh karenanya berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda, tanggal 23 September 1915 no. 47, sultan Haji Muhammad Usman Syah dicopot dari jabatan sultan dan seluruh hartanya disita, beliau dibuang ke Bandung tahun 1915 dan meninggal disana tahun 1927. Pasca penurunan sultan Haji Muhammad Usman Syah jabatan sultan sempat lowong selama 14 tahun dan pemerintahan adat dijalankan oleh Jogugu serta dewan kesultanan. Sempat muncul keinginan pemerintah Hindia Belanda untuk menghapus kesultanan Ternate namun niat itu urung dilaksanakan karena khawatir akan reaksi keras yang bisa memicu pemberontakan baru sementara Ternate berada jauh dari pusat pemerintahan Belanda di Batavia.
Dalam usianya yang kini memasuki usia ke-750 tahun, Kesultanan Ternate masih tetap bertahan meskipun hanya tinggal simbol belaka. Jabatan sultan sebagai pemimpin Ternate ke-49 kini dipegang oleh sultan Drs. Hi. Mudhaffar Sjah, BcHk. (Mudaffar II) yang dinobatkan tahun 19
DAFTAR PUSTAKA
Hamka Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura.2001
Karya Soekama. Usman Ismail Asep. Harohah Hanun.Murodi, Ensik kelopedi Mini sejarah dan Kebudayaan islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Sejarah
- Kerajaan Islam di Maluku
Maluku adalah daerah kepulawan dan dikenal dengan penghasilan rempah-rempahnya, terutama cengkeh. Pada abad ketujuh sudah terjadi perniagaan cengkeh antara saudagar-saudagar Arab dengan penduduk Maluku. Dan pada abad kesepuluh dan kesebelas mulailah semakin ramai saudagar-saudagar Arab dan Persi untuk perniagaan. Sejak itulah diduga masyarakat islam sudah ada di Maluku.
Yang disebut Maluku dimasa lampau ialah gabungan dai pada empat buah negri, yaitu
Bedasarkan cerita rakyat, pada masa kekuasaan raja Ternate yang ke 18, Marhum mungkin bukan nama aslinya, tetapi potongan sebutan bagi penguasa yang telah mangkat) datanglah seorang datuk jawa. Maulana Husain. Keindahan tulisannya tentang Alquran menarik minat penduduk untuk belajar, keinginan penduduk untuk belajar huruf Arab, dimanfaatkan untuk mengajak mereka memeluk islam. Dan ditemukanlah ada penguasa muslim yang memakai nama islam, yaitu Zainal Abidin (1486-1500) dia raja yang kesembilan belas yang menggantikan Marhum dan ia dianggap sebagai raja pertama yang benar-benar muslim. pada masa kekuasaannya gelombang perdagangan muslim terus meninggakat.
Menurut Hamka. Majunya perdagangan dipelabuhan Hitu (disemenanjung Ambon) menyebabkan semakin ramainya orang Jawa dan Melayu datang ke Maluku, begitu juga sebaliknya kedatangan islam Jawa dan Melayu ke Hitu kemungkinan diikuti dengan kegiatan islamisasi dikepulawan rempah-rempah ini, tak terkecuali
B. Kedatangan Portugis
Pada tahun 1512, setelah ternate dengan resmi memeluk islam, Portugis dari Malaka mengirim armada perdagangannya ke Maluku, yaitu setahun Portugis mengapatkan Malaka sebagai pangkalannya di nusantara ini. Sebelum armada ini bertolak meninggalkan pelabuhan Malaka, terlebih dahulu Portugis mengirim utusannya yang terdiri dari saudagar Melayu sendiri Melayu sendiri untuk menggambarkan kedatangan kedatangan itu dan menyampaikan kedatangan mereka bukan sebagai penakluk, hanyalah sebagai hendak mengikat persahabatan dan hendak berniaga secara baik-baik.
Kedatangan merekapun disambut baik oleh Sultan Ternate. Dan kedatangan mereka kembali pada tahun 1513 amat berhasilah perlawanan mereka itu, mereka banyak mendapatkan cengkih, karena dua kerajaan., Ternate dan Tidore ini telah menyambut mereka dengan baik. Maka kedua perlawatan yang berhasil baik itu telah menyebabkan Portugis mengadakan perjalanan pelayaran yang tetap antara Malaka, Maluku, Jawa dan Timur.
Akan tetapi tidaklah mudah untuk menaklukan Ternate karena Ternate mengambil pelajaran dari raja-raja sebelumnya yang pernah di taklukan oleh Portugis, Maka politik yang mereka pakai seperti yang dilakukan di malaka dulu yaitu dengan cara mendekati raja-raja itu, atau mengadu domba antara seorang raja dengan raja lain.
Ternate tidak diserang seperti menyerang malaka, karena itu nampaknya terlalu banyak membawa kerugian. Lebih baik dibuat saja perjanjian monopoli perdagangan cengkih. Dan keuntungannya sangat berlimpah-limpah yang telah di dapatkan oleh portugis karena monopoli ini.
Keunggulan Portugis yang telah menguasai perniagaan itu dihubungkan dengan berlomba mempengaruhi agama. Kemenangan mereka dalam catur niaga itu, yang menyebabkan perniagaan Arab menjadi mundur, dipandang sebagai suatu jasa kristiani mengalahkan islam. Mereka tunduk kepada perjanjian yang dahulu dibuat dengan portugis, bahwa monopoli penjualan cengkih harus diserahkan kepada portugis, tetapi sultan pun akan bertindak dengan ragu-ragu untuk menentang portugis dalam bidang agama.
Pertentangan diantara Gabnor dengan misionaris ini sampai diminta penyelesaian ke
Seorang diantara pembesar Portugis ialah panglima De Brito yang angkuh dan amat panatik. Bencinya kepada islam ditambah lagi dengan banyaknya akan keuntungan. Tetapi tumpuannya ialah Tidore. Sikap permusuhan terhadap Islam dan penghianatan kepada Sultan Tidore tidaklah tertahan lagi, yang akhirnya menajdi peperangan yang tidak putus-putus. Di tambah lagi berkembang suatu pendirian bahwasanya sikap kasar atau memungkiri janji-janji terhadap umat islam adalah “Halal” karena orang islam itu kafir[1]. Kota tidore pernah dibakar oleh orang Portugis, padahal sedang berkabung karena kematian sultan, sehingga tidak mengherankan bahwa seketika orang Spanyol datang melawat tidore pada tahun 1526 mereka telah disambut dengan baik oleh anak negeri meskipun pada hakikatnya antara Portugis dengan Spanyol “Setali Tiga Uang” saja.
C. Perlawanan rakyat maluku dan kejatuhan
Sultan Babullah setelah mendengar berita itu yang ngeri dan keji itu. Seluruh ternate menjadi goncang dan orang-orang besar segera melantik Babullah menjadi sultan dalam pelantikan itu Babullah menyentak pedang pusaka ayahnya dan meminta ksetiaan rakyatnya untuk berperang dengan portugis sampai portugis terusir habis dari ternate dan sampai tuntut bela atas kematian ayahnya diperolehnya.meskipun islam baru satu abad dipeluk oleh umat negeri Ternate, mereka telah merasai betapa hebatnya semangat jihad yang menggelora dalam hati mempertahankan kehormatan.
Pada saat itu Sultan sendiri yang memimpin peperangan mengepung benteng portugis diternate sendiri, peprangan yang hebatpun terjadilah kedua belah pihak banyak yang tewas.Tetapi pengepungan benteng
Bukan main murkanya Babullah terhadap pernyataan Raja Bacan itu sehingga dikirimnya ultimatum, bahwa sekiranya sekali lagi tertangkap perahu yang membawa makanan dari bacan itu, negeri bacan akan segera menjadikan abu. Raja Bacan timbul takut dan mulai insaf bahwa peperangan ini benar-benar peperangan.
Sultan Tidore dengan tegas berdiri dipihak ternate. Maka tentara ternate mendesak terus kebenteng perlawanan, sehingga dapat mereka capai sepi benteng itu sehingga api telah menjalar dan hampir memusnahkan semuanya. Maka dengan segera dewan perang portugis pada sudut benteng yang belum terbakar mengambil keputusan meninggalkan benteng itu dan lari mengungsi ke Malaka. Sekarang tinggallah beribu-ribu pemeluk agama keristian dalam
Setelah baginda raja mengalahkan Portugis pada tahun 1575 tidak berhehti baginda membabgun kebesaran ternate, terutamanya mengembangkan agama islam kepada daerah yang belum memeluknya. Raja-raja yang dahulu bersikap ragu-ragu, terutama raja Bacan disuruh mempertanggung jawabkan perbuatanya. Sampai kepada kira-kira tahun 1580 tidak henti-hentinya sultan meluaskan kuasanya ke pulau-pulau sekelilingnya, sehingga kekuasaan baginda membelintang dari Mindanau (dalam wilayah Filifina sekarang).
Setelah baginda mangkat, naiklah putranya Syariduddin berangkat. Dan pada tahun 1599 datanglah angkatan perniagaan kompeni Belanda ke Maluku, berlabuh diAmbon, membeli rempah-rempah pula. Ditahun 1600 datang sekali lagi armada Belanda dari bawah pimpinan komandannya Van Der Hagen.
Semakin lama cengkeraman dan pengaruh Belanda pada sultan-sultan Ternate semakin kuat, Belanda dengan leluasa mengeluarkan peraturan yang merugikan rakyat lewat perintah sultan, sikap Belanda yang kurang ajar dan sikap sultan yang cenderung manut menimbulkan kekecewaan semua kalangan. Sepanjang abad ke-17
Sultan Muhammad Nurul Islam atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Sibori (1675 - 1691) merasa gerah dengan tindak-tanduk Belanda yang semena - mena. Ia kemudian menjalin persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa
Meski telah kehilangan kekuasaan mereka beberapa Sultan Ternate berikutnya tetap berjuang mengeluarkan Ternate dari cengkeraman Belanda. Dengan kemampuan yang terbatas karena selalu diawasi mereka hanya mampu menyokong perjuangan rakyatnya secara diam-diam. Yang terakhir tahun 1914 Sultan Haji Muhammad Usman Syah (1896-1927) menggerakkan perlawanan rakyat di wilayah – wilayah kekuasaannya, bermula di wilayah Banggai dibawah pimpinan Hairuddin Tomagola namun gagal. Di Jailolo rakyat Tudowongi, Tuwada dan Kao dibawah pimpinan Kapita Banau berhasil menimbulkan kerugian di pihak Belanda, banyak prajurit Belanda yang tewas termasuk Coentroleur Belanda Agerbeek, markas mereka diobrak-abrik.
Akan tetapi karena keunggulan militer serta persenjataan yang lebih lengkap dimiliki Belanda perlawanan tersebut berhasil dipatahkan, kapita Banau ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung. Sultan Haji Muhammad Usman Syah terbukti terlibat dalam pemberontakan ini oleh karenanya berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda, tanggal 23 September 1915 no. 47, sultan Haji Muhammad Usman Syah dicopot dari jabatan sultan dan seluruh hartanya disita, beliau dibuang ke Bandung tahun 1915 dan meninggal disana tahun 1927. Pasca penurunan sultan Haji Muhammad Usman Syah jabatan sultan sempat lowong selama 14 tahun dan pemerintahan adat dijalankan oleh Jogugu serta dewan kesultanan. Sempat muncul keinginan pemerintah Hindia Belanda untuk menghapus kesultanan Ternate namun niat itu urung dilaksanakan karena khawatir akan reaksi keras yang bisa memicu pemberontakan baru sementara Ternate berada jauh dari pusat pemerintahan Belanda di Batavia.
Dalam usianya yang kini memasuki usia ke-750 tahun, Kesultanan Ternate masih tetap bertahan meskipun hanya tinggal simbol belaka. Jabatan sultan sebagai pemimpin Ternate ke-49 kini dipegang oleh sultan Drs. Hi. Mudhaffar Sjah, BcHk. (Mudaffar II) yang dinobatkan tahun 19
DAFTAR PUSTAKA
Hamka Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura.2001
Karya Soekama. Usman Ismail Asep. Harohah Hanun.Murodi, Ensik kelopedi Mini sejarah dan Kebudayaan islam.
Rabu, 23 Juni 2010
Ahklak
Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah “Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya”.
Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain
1. Ahabul ‘amali illalahi ta’ala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT)
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud ra “Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah?” Rasulullah bersabda “ Shalat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu?” bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”. Jawab Rasulullah “ Jihad dijalan Allah”. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya.
2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu balas budi)
Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya”.
3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (perioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu)
Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah “Siapakah yang lebih berhak diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik?” menjawab Rasulullah “Ibumu” Bertanyalah lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Menjawab Rasulullah “Ibumu” Bertanyalah lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah “Ibumu” Bertanyalah lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Barulah Rasulullah menjawab “Bapakmu”. Dalam Qs. 31:14 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.
4.Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT)
Qs. Al Israa’ ayat 23 Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua melarang perkataan “ah” dan membentak kepada keduanya dan mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT.
Unsur-unsur Birrul Walidain
Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap atau berakhlak yang terkait dengan unsur-unsur Birrul Walidain . Jika unsur-unsur tsb tidak terpenuhi maka hukukul walidain (durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain yaitu:
1. Al muhaqodhotu alal kaul
Seorang anak hendaknnya menjaga dan memelihara ucapannya dihadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qs.17 : 23.
2. Khofdul Jannah
Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaiman mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Israa’ ayat 24.
3. Attoah Almushahabah
Akhlaq seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua. Walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syar’i (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu merupakan hak orang tua, Allah menjelaskannya dalam Qs. 31:15.
4. Sabatulbirri ba’da wafatihima
Tetap berkewajiban berbakti kepada orang tua setelah kedua meninggal dunia. Dalam surat An Anjm ayat 39-41 bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anak yang sholeh dan sholeha. Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata “Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?” Rasulullah dengan tegas menjawab “Ya, masih ada”. Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal :
a. Asshalatu ‘alaihima (berdo’a untuk keduanya)
b. Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya)
c. Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya)
d. Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya)
e. Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (silaturrahmi kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturahmi kecuali melalui wasilah kedua orang tua)